Alat Penghemat BBM Buatan ITS, Siap Dipasarkan Juni


Rencana kebijakan pemerintahan SBY-Boediono menaikkan BBM pada awal April mendatang, memunculkan banyak aksi penolakan dari mahasiswa. Namun, ada yang berbeda dengan yang dilakukan mahasiswa Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kebijakan tersebut malah melatar belakangi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ITS membuat alat inovasi baru untuk menghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dinamai ‘IQutech-e’ (baca: Iki uteke’e). Bahkan, alat inova itu siap memasarkan alat penghemat bahan bakar minyak (BBM) “IQUTech-e” pada Juni mendatang.

Alat temuan mahasiswa Fakultas Teknik Industri ITS ini merupakan Electronic Control Unit (ECU) yang memadukan sekaligus mengolah antara pengapianudara- bensin. Teknis kinerjanya,ECU akan menakar campuran udara dan bahan bakar dengan sangat presisi sesuai dengan kebutuhan tenaga yang diinginkan oleh motor atau mobil. Istilah bahan bakar yang tidak terbakar (incomplete combustion) akan hilang dengan adanya piranti yang satu ini.

ECU dengan merek dagang IQutech-e ini terbukti menghemat konsumsi bahan bakar kendaraan hingga 30 persen. ”Fungsi ECU yang kami beri nama Iqutech-e ini mampu mengolah atau mengkonversikan semua bahan bakar menjadi energi gerak kendaraan. Sementara ini ECU IQutech-e hanya untuk kendaraan berbahan bakar premium atau pertamax,” ungkap Kepala Laboratorium Fakultas Teknik Industri ITS Muhammad Nur Yunianto, Senin (19/3/2012).

Penemuan ECU IQutech-e melalui proses panjang sejak tahun lalu.Dan Juni mendatang akan di-launching secara resmi setelah pengurusan hak paten ke Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) kelar.

“Sebagai dosen dan alumni, saya akan membantu mahasiswa memproduksi secara massal sebanyak 10 unit alat perbulan untuk dipasarkan,” kata dosen Jurusan Teknik Mesin FTI ini.

Dijelaskan lebih lanjut, Awalnya, kata Nur, mahasiswa menggunakan alat itu untuk mobil Sapu Angin 1, 2, dan 3 yang mengikuti kejuaraan mobil hemat tingkat Asia Pasifik di Sirkuit Sepang, Malaysia dan akhirnya menjadi juara, karena hanya membutuhkan 1 liter BBM untuk jarak tempuh 350 kilometer.

“Alat itu dikembangkan untuk sepeda motor dan hasilnya cukup bagus, tapi penelitian itu masih belum terukur. Rencananya, alat itu akan diujicobakan pada mobil Esemka. Kami sudah menerima satu unit mobil itu,” katanya.

Menurut dia, manfaat utama dari digunakannya ECU dan Sistem Injeksi Bahan Bakar pada mesin sepeda motor atau mobil adalah untuk meningkatkan performa dan menghemat konsumsi BBM.

“Itu karena ECU akan menakar campuran udara dan bahan bakar dengan sangat presisi sesuai dengan kebutuhan tenaga yang diinginkan oleh sepeda motor atau mobil. Istilahnya ada bahan bakar yang tidak terbakar (incomplete combustion) akan hilang dengan ECU,” katanya.

Secara teoritis, penggunaan ECU dan Sistem Injeksi akan menghemat bahan bakar sampai 30 persen. “Tapi, secara dinamis, persentase penghematan akan diketahui setelah diujicobakan pada mesin mobil Esemka 1,5 Liter. ECU akan dapat meningkatkan performa dan efisiensi mobil Esemka,” katanya.

Tentang pemasangan alat itu, ia mengatakan alat itu dipasang di dekat mesin kendaraan. “Alat semacam itu sebenarnya bukan hal baru, karena buatan luar negeri juga ada sejak tahun 1970-an, namun harganya mencapai Rp10 jutaan, sedangkan IQUTech-e hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta,” katanya.

“Alat ini 100 persen asli Indonesia, karena program di dalam alat itu juga menggunakan Bahasa Indonesia. “Cuma namanya diplesetkan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Kerja Sama dan Promosi Iptek ITS Surabaya, Dr RO Saut Gurning ST MSc, mengatakan karya anak bangsa dari ITS sebenarnya cukup banyak, bahkan sepanjang kurun 2008-2010 tercatat 250-an karya atau setahun bisa mencapai 50-60 karya unggulan.

Selain CDI dan ECU IQUTech-e, ada juga pesawat tanpa awak, kapal tanpa awak, kapal amfibi, incenerator yang mengubah sampah domestik, mobil tenaga surya, mobil Sapu Angin 1,2,3, robot, perahu tradisional, kapal trimaran antarpulau, game online tentang budaya bangsa, beton ringan berbahan lumpur Lapindo, dan sebagainya. “Bahkan, Kami sendiri sudah menyelesaikan 12 tank amfibi pesanan Marinir Kementerian Pertahanan dan kami juga sedang terlibat dalam konsorsium kapal perang rudal yang didanai Kemristek,” paparnya.

Dengan banyaknya karya itu, kata Saut, ITS siap menjadi sumber kemandirian bangsa di bidang teknologi. “Akhir Maret ini, kami akan memamerkan untuk menarik minat kalangan industri,”tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More