BOBOTASRI, -Fauzan Anwar Kepala SMK Muhammadiyah Bobotsari, Purbalingga, menandaskan bahwa anggapan yang menyebut bahwa pelatihan Taruna Melati (TM) I ialah sebuah bentuk penyiksaan merupakan penilaian yang sama sekali keliru.
Bila ada yang merasa demikian, sambung Fauzan maka sudah selayaknya, asumsi itu dikubur dalam-dalam. "Tidak ada kesuksesan tanpa proses," tegas dia saat menutup pelatihan yang digelar 16-18 Juni di sekolah.
Dalam penutupan acara tersebut, Senin (18/6), diungkapkan sempat terdengar selentingan di kalangan peserta yang mencapai 230 anak tersebut bahwa acara tersebut sudah seperti ajang penyiksaan.
Fauzan berharap pelatihan tersebut bisa melahirkan kader-kader potensial bagi perkembangan Ikatan Pemuda Muhammadiyah di Purbalingga, khususnya di sekolah itu. "Ini jadi bangkitnya IPM di Muhammadiyah Bobotsari," ucapnya.
Ketua panitia TM I, Arif Kurmiat SAg juga mengutarakan hal senada. "Karena tidak taat aturan jadi merasa dirinya tersiksa. Kalau tepat waktu yang akan senang," tutur Arif saat memberikan sambutan.
Arif berpesan, agar kedepan, materi yang telah diperoleh bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter siswa yang sidik, amanah, fatonah dan tabligh bisa diamalkan, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Misalnya dalam hal kedisiplinan beribadah dan bersikap adil terhadap diri sendiri. "Dan tidak jadi hamba hape
lagi," ujar Arif. Dari seluruh peserta, hanya ada empat anak yang tidak hadir TM I.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan kepada dua siswa yang menjadi peserta terbaik dalam kegiatan tersebut. Yakni kepada Doni dan Erna. "Saya berharap akan ada TM yang selanjutnya," ucap Doni.
Perwakilan DPD IPM Purbalingga, Khozin juga mengemukakan ada empat peserta yang lulus dengan catatan khusus. Itu terjadi karena mereka tidak ikut saluruh materi. "Mereka harus menginfakan Alquran," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar